Jumat, 25 September 2015

Wisata Pantai Pasir Putih Dan Sunset

Pantai Kuta
Pantai Kuta Bali, jantungnya pulau Bali begitu orang mengenalnya dan keindahan pantai Kuta Bali, sangat terkenal ke mancanegara. Pantai Kuta Bali, berpasir putih dengan ombaknya yang panjang dan besar sangat menguji nyali peselancar belahan dunia. Tidak salah mereka memilih pantai Kuta, sebagai lokasi Surfing terbaik di Bali.
Bagi peselancar pemula, tidak perlu khawatir jika ingin belajar olahraga selancar. Disepanjang pantai banyak disewakan papan surfing dengan harga yang bervariasi, tergantung besar dan kwalitas bahannya. Ditemani pemandu yang sudah berpengalaman selalu siap membantu memecah ombak pantai.
Lokasinya yang begitu strategis membuat pantai Kuta Bali, tidak pernah sepi pengunjung untuk wisata pantai Bali. Pantai yang dulunya adalah perkampungan nelayan tradisional, kini berubah menjadi tempat pertemuan orang-orang dari berbagai negara. Akses menuju pantai sangat mudah dilalui, dengan kendaraan bermotor. Hanya 15 menit dari Bandara Ngurah Rai Bali, dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Namun jika naik bus, penumpang harus berhenti di central parkir dan harus naik sutle ke pantai Kuta Bali. Mengingat areal parkir berada dipinggir jalan dan untuk menghindari kemacetan. Apalagi pada saat musim liburan dan tahun baru, pemerintah desa adat setempat, akan menutup jalan bagi kendaraan bermotor menuju pantai.
Disepanjang jalan menuju pantai, ada banyak hotel, restoran, pusat perbelanjaan, pasar seni, dan fasilitas penunjang obyek wisata lainnya. Menjelang sore hari wisatawan yang menginap di sekitar Kuta, biasanya berjalan-jalan menuju pantai untuk sekedar berjemur, sambil menikmati matahari terbenam. Jika cuaca lagi cerah, matahari akan terbenam sekitar jam 18.00.
Lelah menyusuri pantai, ibu–ibu penduduk lokal setempat, sudah siap menanti menawarkan jasa pijat. Dengan berbekal selembar tikar, minyak urut dari kelapa, dicampur garam bertarif Rp 75.000. Terutama para peselancar selalu langganan dengan jasa pijat tersebut. Pedagang makanan dan minuman kecil juga tidak kalah bersaing dengan restoran yang ada di sekitar pinggir pantai. Kuta salah satu wilayah yang menyediakan beraneka ragam tempat makan di Bali yang masuk dalam kategori favorit wisatawan.
Selain sebagai tempat wisata, pantai Kuta Bali sering dijadikan lokasi syuting serial televisi anak muda di Indonesia. Anak-anak pantai setempat kadang-kadang ikut terlibat. Mereka kebagian sebagai peran pembantu. Sayangnya pengambilan gambar sering terganggu karena pantai selalu ramai pengunjung. Saat ini, selain pantai Kuta Bali, pantai yang banyak dikunjungi saat liburan oleh wisatawan domestik adalah pantai Pandawa Bali.

Sejarah Pantai Kuta Bali

Sebelum terkenal menjadi tempat wisata pantai di Bali, pantai ini adalah pelabuhan dagang dan banyak pedagang dari luar Bali melakukan transaksi dagang di sini. Pada abad ke 19, seorang pedagang yang berasal dari Denmark bernama Mads Lange, mendirikan tempat perdagangan di pantai ini, karena kepandaiannya dalam bertransaksi dan negosiasi dagang, Mads Lange terkenal di kalangan raja-raja Bali.
Dulunya pantai ini adalah habitat dari penyu hijau dan banyak orang yang tidak tahu akan hal ini. Penyu hijau hampir punah dan mejadi salah satu hewan yang dilindungi. Penangkaran penyu hijau sekarang telah di pindahkan ke pantai Tanjung Benoa, jika anda ingin melihat penyu hijau anda dapat berkunjung ke pulau penyu di Tanjung Benoa menggunakan glass bottom boat, sambil memberikan makan ikan dalam perjalanan menuju pulau penyu.

Misteri Penampakan Ratu Kidul Terbang Ke Tulungagung

TulungagungMataram Timur News. Mitos Ratu Kidul bagi masyarakat masih kental. Belakangan beredar kabar bahwa Ratu Kidul menampakkan wujudnya dan terbang kearah Tulungagung. Kiranya apa yang akan terjadi dengan munculnya Ratu Laut Selatan tersebut? Berikut catatan Mataram Timur News.
    Bagi masyarakat awam tampaknya menganggap sama antara Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul. Bagi yang sudah paham dan yakin akan dapat membedakannya. Banyak yang menceritakan di Laut Selatan terdapat dua kekuatan gaib yaitu kekuatan dari Nyi Roro Kidul dan Nyi Ratu Kidul.
    KR.Ar Bekti Harry Suwinto Adinagoro SH, M Hm Penasehat Kraton Surakarta menjelaskan Nyi Roro Kidul adalah Jelmaan Dewi Cindewine, putri Raja Pajajaran . Putri ini di usir ibunya tiri dengan kekuatan sihir, sehingga menderita penyakit kulit. Akhirnya Sang putri diasingkan. Dalam pengasingannya, Dewi Cindewine bertapa di pantai Selatan. Penghuni kerajaan pantai selatan merasakan aura yang panas luar biasa. Untuk mengatasi pengaruh panas tersebut Dewi Cendewine di nobatkan menjadi penguasa laut selatan bergelar Ratu Kidul atau Nyi Mas Ratu Kidul. Sedangkan Nyi Roro Kidul adalah Dewi Nawangsih anak dari hasil perkawinan Joko Tarub dengan Dewi Nawangwulan. “ wilayah Kerajaan Nyi Roro Kidul terbentang sepanjang pantai selatan pulau Jawa ”. Kata Gus Bekti Guru Besar dari Padepokan Langit Pitu Trenggalek yang juga mantan wartawan Mataram Timur. 
    Lantas apa yang beredar kabar, bahwa penampakan Ratu Kidul terbang ke Tulungagung bisa  dipercaya sebagai wahyu keprabon Tulungagung? Menurut tokoh Supranatural Harjuna Wijaya dari Padepokan Widoro Songsong, Tulungagung, Hal ini memicu banyaknya pertanyaan tentang siapa yang akan menjadi Bupati yang akan datang.Tentu ini akan memicu banyaknya polemik di masyarakat.Tak terkecuali seorang penikmat spiritual di Tulungagung. Seperti biasa penikmat spiritual tersebut mengamati tentang adanya fenomena penampakan. Dan yang lebih mengejutkan lagi fenomena tersebut  terjadi pada tanggal 13 September 2012 hari Kamis malam Jumat Legi,yang mana beliau mengatakan adanya Ratu Kidul dengan Kereta Kencananya menuju ke Pendopo Kabupaten Tulungagung. Hal itu membuat banyak pertanyaan. Makna apa yang terkandung dengan adanya peristiwa itu. Untuk itu Mataram Timur menanyakan kepada penikmat Spiritual tersebut tentang makna peristiwa yang terjadi. Menurut beliau peristiwa tersebut menandakan adanya indikasi tentang siapa calon Bupati yang direstui oleh Alam.Dan yang lebih mengejutkan lagi beliau mengatakan bahwa “WAHYU KEPRABON”. Akan mengarah ke Siapa? Kita tunggu jawaban beliau berikutnya. 
    Sementara itu KH. Solikhan pengasuh Pondok Pesantren di Desa Bendilwungu Tulungagung mengharapkan Pemimpin Tulungagung mendatang. Sebaiknya orang yang jujur dan pintar. Sehingga dapat mengemban Amanah dan bisa menyejahterakan rakyatnya. “ Semoga Kita mendapatkan pemimpin yang jujur dan dapat mengemban Aspirasi Rakyat, sehingga Tulungagung lebih Sejahtera “. Tegasnya ( Har )

Misteri Penampakan Ratu Kidul Terbang Ke Tulungagung

TulungagungMataram Timur News. Mitos Ratu Kidul bagi masyarakat masih kental. Belakangan beredar kabar bahwa Ratu Kidul menampakkan wujudnya dan terbang kearah Tulungagung. Kiranya apa yang akan terjadi dengan munculnya Ratu Laut Selatan tersebut? Berikut catatan Mataram Timur News.
    Bagi masyarakat awam tampaknya menganggap sama antara Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul. Bagi yang sudah paham dan yakin akan dapat membedakannya. Banyak yang menceritakan di Laut Selatan terdapat dua kekuatan gaib yaitu kekuatan dari Nyi Roro Kidul dan Nyi Ratu Kidul.
    KR.Ar Bekti Harry Suwinto Adinagoro SH, M Hm Penasehat Kraton Surakarta menjelaskan Nyi Roro Kidul adalah Jelmaan Dewi Cindewine, putri Raja Pajajaran . Putri ini di usir ibunya tiri dengan kekuatan sihir, sehingga menderita penyakit kulit. Akhirnya Sang putri diasingkan. Dalam pengasingannya, Dewi Cindewine bertapa di pantai Selatan. Penghuni kerajaan pantai selatan merasakan aura yang panas luar biasa. Untuk mengatasi pengaruh panas tersebut Dewi Cendewine di nobatkan menjadi penguasa laut selatan bergelar Ratu Kidul atau Nyi Mas Ratu Kidul. Sedangkan Nyi Roro Kidul adalah Dewi Nawangsih anak dari hasil perkawinan Joko Tarub dengan Dewi Nawangwulan. “ wilayah Kerajaan Nyi Roro Kidul terbentang sepanjang pantai selatan pulau Jawa ”. Kata Gus Bekti Guru Besar dari Padepokan Langit Pitu Trenggalek yang juga mantan wartawan Mataram Timur. 
    Lantas apa yang beredar kabar, bahwa penampakan Ratu Kidul terbang ke Tulungagung bisa  dipercaya sebagai wahyu keprabon Tulungagung? Menurut tokoh Supranatural Harjuna Wijaya dari Padepokan Widoro Songsong, Tulungagung, Hal ini memicu banyaknya pertanyaan tentang siapa yang akan menjadi Bupati yang akan datang.Tentu ini akan memicu banyaknya polemik di masyarakat.Tak terkecuali seorang penikmat spiritual di Tulungagung. Seperti biasa penikmat spiritual tersebut mengamati tentang adanya fenomena penampakan. Dan yang lebih mengejutkan lagi fenomena tersebut  terjadi pada tanggal 13 September 2012 hari Kamis malam Jumat Legi,yang mana beliau mengatakan adanya Ratu Kidul dengan Kereta Kencananya menuju ke Pendopo Kabupaten Tulungagung. Hal itu membuat banyak pertanyaan. Makna apa yang terkandung dengan adanya peristiwa itu. Untuk itu Mataram Timur menanyakan kepada penikmat Spiritual tersebut tentang makna peristiwa yang terjadi. Menurut beliau peristiwa tersebut menandakan adanya indikasi tentang siapa calon Bupati yang direstui oleh Alam.Dan yang lebih mengejutkan lagi beliau mengatakan bahwa “WAHYU KEPRABON”. Akan mengarah ke Siapa? Kita tunggu jawaban beliau berikutnya. 
    Sementara itu KH. Solikhan pengasuh Pondok Pesantren di Desa Bendilwungu Tulungagung mengharapkan Pemimpin Tulungagung mendatang. Sebaiknya orang yang jujur dan pintar. Sehingga dapat mengemban Amanah dan bisa menyejahterakan rakyatnya. “ Semoga Kita mendapatkan pemimpin yang jujur dan dapat mengemban Aspirasi Rakyat, sehingga Tulungagung lebih Sejahtera “. Tegasnya ( Har )

Sejarah Berdirinya Kabupaten Bandung

  Sebelum Kabupaten Bandung berdiri, daerah Bandung dikenal dengan sebutan "Tatar Ukur". Menurut naskah Sadjarah Bandung, sebelum Kabupaten Bandung berdiri, Tatar Ukur adalah termasuk daerah Kerajaan Timbanganten dengan ibukota Tegalluar. Kerajaan itu berada dibawah dominasi Kerajaan Sunda-Pajajaran. Sejak pertengahan abad ke-15, Kerajaan Timbanganten diperintah secara turun temurun oleh Prabu Pandaan Ukur, Dipati Agung, dan Dipati Ukur.

Pada masa pemerintahan Dipati Ukur, Tatar Ukur merupakan suatu wilayah yang cukup luas, mencakup sebagian besar wilayah Jawa Barat, terdiri atas sembilan daerah yang disebut "Ukur Sasanga". 
Setelah Kerajaan Sunda-Pajajaran runtuh (1579/1580) akibat gerakan Pasukan Banten dalam usaha menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat, Tatar Ukur menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang, penerus Kerajaan Pajajaran. Kerajaan Sumedanglarang didirikan dan diperintah pertama kali oleh Prabu Geusan Ulun pada (1580-1608), dengan ibukota di Kutamaya, suatu tempat yang terletak sebelah Barat kota Sumedang sekarang. Wilayah kekuasaan kerajaan itu meliputi daerah yang kemudian disebut Priangan, kecuali daerah Galuh (sekarang bernama Ciamis).

Ketika Kerajaan Sumedang Larang diperintah oleh Raden Suriadiwangsa, anak tiri Geusan Ulun dari Ratu Harisbaya, Sumedanglarang menjadi daerah kekuasaan Mataram sejak tahun 1620. Sejak itu status Sumedanglarang pun berubah dari kerajaan menjadi Kabupaten dengan nama Kabupaten Sumedang. Mataram menjadikan Priangan sebagai daerah pertahanannya di bagian Barat terhadap kemungkinan serangan Pasukan Banten dan atau Kompeni yang berkedudukan di Batavia, karena Mataram di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) bermusuhan dengan Kompeni dan konflik dengan Kesultanan Banten.

Untuk mengawasi wilayah Priangan, Sultan Agung mengangkat Raden Aria Suradiwangsa menjadi Bupati Wedana (Bupati Kepala) di Priangan (1620-1624), dengan gelar Pangeran Rangga Gempol Kusumadinata, terkenal dengan sebutan Rangga Gempol I. Tahun 1624 Sultan agung memerintahkan Rangga Gempol I untuk menaklukkan daerah Sampang (Madura). Karenanya, jabatan Bupati Wedana Priangan diwakilkan kepada adik Rangga Gempol I pangeran Dipati Rangga Gede. Tidak lama setelah Pangeran Dipati Rangga Gede menjabat sebagai Bupati Wedana, Sumedang diserang oleh Pasukan Banten. Karena sebagian Pasukan Sumedang berangkat ke Sampang, Pangeran Dipati Rangga Gede tidak dapat mengatasi serangan tersebut. 

  Akibatnya, ia menerima sanksi politis dari Sultan Agung. Pangeran Dipati Rangga Gede ditahan di Mataram. Jabatan Bupati Wedana Priangan diserahkan kepada Dipati Ukur, dengan syarat ia harus dapat merebut Batavia dari kekuasaan Kompeni. Tahun 1628 Sultan Agung memerintahkan Dipati Ukur untuk membantu pasukan Mataram menyerang Kompeni di Batavia. Akan tetapi serangan itu mengalami kegagalan. Dipati Ukur menyadari bahwa sebagai konsekwensi dari kegagalan itu ia akan mendapat hukuman seperti yang diterima oleh Pangeran Dipati Rangga Gede, atau hukuman yang lebih berat lagi. Oleh karena itu Dipati Ukur beserta para pengikutnya membangkang terhadap Mataram. Setelah penyerangan terhadap Kompeni gagal, mereka tidak datang ke Mataram melaporkan kegagalan tugasnya. Tindakan Dipati Ukur itu dianggap oleh pihak Mataram sebagai pemberontakan terhadap penguasa Kerajaan Mataram. 

Terjadinya pembangkangan Dipati Ukur beserta para pengikutnya dimungkinkan, antara lain karena pihak Mataram sulit untuk mengawasi daerah Priangan secara langsung, akibat jauhnya jarak antara Pusat Kerajaan Mataram dengan daerah Priangan. Secara teoritis, bila daerah tersebut sangat jauh dari pusat kekuasaan, maka kekuasaan pusat di daerah itu sangat lemah. Walaupun demikian, berkat bantuan beberapa Kepala daerah di Priangan, pihak Mataram akhirnya dapat memadamkan pemberontakan Dipati Ukur. Menurut Sejarah Sumedang (babad), Dipati Ukur tertangkap di Gunung Lumbung (daerah Bandung) pada tahun1632. Setelah "pemberontakan" Dipati Ukur dianggap berakhir, Sultan Agung menyerahkan kembali jabatan Bupati Wedana Priangan kepada Pangeran Dipati Rangga Gede yang telah bebas dari hukumannya. Selain itu juga dilakukan reorganisasi pemerintahan di Priangan untuk menstabilkan situasi dan kondisi daerah tersebut. Daerah Priangan di luar Sumedang dan Galuh dibagi menjadi tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Parakanmuncang dan Kabupaten Sukapura dengan cara mengangkat tiga kepala daerah dari Priangan yang dianggap telah berjasa menumpas pemberontakan Dipati Ukur.

- See more at: http://www.bandungkab.go.id/arsip/16/sejarah-berdirinya-kabupaten-bandung#sthash.GG2b5UGI.dpuf

HARI ANTI NARKOTIKA INTERNASIONAL

Sebagai wujud keprihatinan sekaligus kepedulian terhadap ancaman bahaya Narkoba, setiap tanggal 26 Juni diperingati sebagai Hari Anti Narkotika Internasional (HANI). Sebuah peringatan yang penting untuk menyadarkan manusia sedunia untuk membangun solidaritas bangsa-bangsa sedunia, untuk bersama-sama mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.
Tak berbeda dari tahun sebelumnya, peringatan HANI yang pada tahun 2015 mengangkat tema “Let’s Develop Our Lives Our Communities Our Identities Without Drugs” ini kembali diselenggarakan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (26/6).
Peringatan HANI ini merupakan momentum kampanye masif P4GN diseluruh pelosok tanah air yang bertujuan untuk meningkatkan komitmen dan kepedulian seluruh komponen masyarakat dalam rangka mewujudkan Masyarakat Indonesia Sehat Tanpa Narkoba melalui program penyelamatan penyalah guna Narkoba.
Sebelumnya, BNN telah melaksanakan rangkaian acara Pra HANI, yaitu Pergelaran Seni Budaya bekerja sama dengan Kementerian Sosial pada tanggal 14 April 2015 di Gedung Smesco UKM Jakarta; Pergelaran Seni Budaya bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata pada tanggal 26 April 2015 di Museum Penerangan Taman Mini Indonesia Indah; Pergelaran Seni Kontemporer : Konser Anti Narkoba bersama Group Band Slank yang diselenggarakan pada tanggal 4 Juni 2015 di Parkir Timur Senayan.
Selain di Jakarta, kegiatan Pra HANI juga telah dilaksanakan di berbagai daerah oleh BNN Pusat (BNNP) dan BNN Kab/Kota, seperti pagelaran seni budaya dan pameran Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), pemutaran film dokumenter, pentas musik, sepeda sehat, jalan sehat, hinggalaunching kurikulum tahun 2015 berbasis anti Narkoba.
Setelah peringatan HANI pada 26 Juni 2015, rencananya BNN juga akan menyelenggarakan kegiatan Pasca HANI berupa Pergelaran Seni Kontemporer dan Halal Bihalal Akbar bersama H. Rhoma Irama bertajuk “Nada dan Dakwah Anti Narkoba”, pada 23 Juli 2015; Pergelaran Seni Budaya dan Dialog Interaktif bekerja sama dengan Dharma Wanita Pusat; serta Pergelaran Seni Kontemporer kerja sama BNN dengan Radio Prambors pada Agustus 2015.


Indonesia Darurat Narkoba
Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba terbukti telah merusak masa depan bangsa di negara manapun, merusak karakter manusia, merusak fisik, dan kesehatan masyarakat, serta dalam jangka panjang berpotensi besar mengganggu daya saing dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu besarnya dampak kerusakan yang ditimbulkan dari peredaran gelap Narkoba digolongkan dalam kejahatan luar biasa (extraordinary crime) dan serius (serious crime). Terlebih, peredaran gelap Narkoba bersifat lintas negara (transnational) dan terorganisir (organized) sehingga menjadi ancaman nyata yang membutuhkan penanganan serius dan mendesak.
Situasi penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia saat ini sudah berada pada level Darurat. Hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes UI) tahun 2014, menunjukkan angka prevalensi penyalah guna Narkoba secara nasional adalah 2,18% dari jumlah penduduk Indonesia berusia 10 – 59 tahun atau sekitar 4 juta jiwa. Apabila seluruh komponen bangsa tidak melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan yang komprehensif, diprediksi jumlah penyalah guna Narkoba akan meningkat menjadi 5 juta jiwa di tahun 2020.
Dari segi ekonomi, estimasi kerugian biaya ekonomi akibat Narkoba diperkirakan sekitar Rp 63,1 triliun di tahun 2014. Jumlah tersebut naik sekitar dua kali lipat dibandingkan tahun 2008, atau naik sekitar 31% dibandingkan tahun 2011. Diperkirakan sebesar Rp 56,1 triliun untuk kerugian biaya pribadi (private) dan Rp 6,9 triliun untuk kerugian biaya sosial. Pada biaya private, sekitar 76% digunakan untuk biaya konsumsi Narkoba, sedangkan pada biaya sosial, sekitar 78% merupakan kerugian biaya akibat kematian karena Narkoba. Angka kematian akibat penyalahgunaan Narkoba sendiri mencapai 12.044 orang per tahunnya.
Kondisi darurat Narkoba tersebut memaksa seluruh komponen bangsa Indonesia untuk bangkit bersama dalam menanganai permasalahan Narkoba secara komprehensif melalui sebuah gerakan yang dinilai paling ideal dalam upaya menekan angka prevalensi penyalah guna Narkoba. Gerakan tersebut adalah “Gerakan Rehabilitasi 100.000 Penyalah Guna Narkoba”. Melalui gerakan penyelamatan penyalah guna Narkoba ini, diharapkan angka prevalensi akan turun dari 4 juta jiwa menjadi 3,7 juta jiwa di tahun 2020.
Gerakan Rehabilitasi Masif
Guna menyukseskan gerakan rehabilitasi masif yang menjadi target nasional pada tahun ini, BNN telah menggandeng seluruh kementerian dan lembaga terkait serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama merangkul pecandu dan korban penyalahgunaan Narkoba untuk direhabilitasi agar lepas dari belenggu Narkoba. Sistem dan kebijakan terkait pelaksanaan rehabilitasi bagi pecandu dan korban penyalahgunaan Narkoba secara bertahap juga terus disempurnakan. Tidak hanya itu, berbagai macam bentuk sosialisasi juga terus dilakukan, dengan harapan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan mengubah paradigma bahwa pecandu dan korban penyalahgunaan Narkoba bukan pelaku kriminal yang pantas diganjar hukuman penjara, akan tetapi dipulihkan mental dan fisiknya dengan cara rehabilitasi.
Dari target nasional rehabilitasi 100.000 pecandu dan korban penyalahgunaan Narkoba yang dicetuskan presiden Joko Widodo pada 31 Januari 2015, tercatat hingga 19 Juni 2015 BNN telah merehabilitasi sebanyak 9.047 orang pecandu dan korban penyalahgunaan Narkoba yang mengikuti program rehabilitasi yang tersebar di 4 (empat) Balai Rehabilitasi BNN, Sekolah Kepolisian Negara (SPN), Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas, Klinik, dan beberapa LSM yang telah dikuatkan oleh BNN. Selain BNN dan beberapa lembaga lainnya yang telah disebutkan, program rehabilitasi juga dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial, dimana saat ini data dari Kementerian Kesehatan tercatat sebanyak 4.126 orang dan Kementerian Sosial sebanyak 3.161 orang penyalah guna yang menjalankan program rehabilitasi.
Pemberantasan Jaringan Sindikat Narkoba
Tidak hanya berfokus pada rehabilitasi, upaya penanganan Indonesia Darurat Narkoba juga difokuskan kepada Pemberantasan Jaringan Sindikat Narkoba baik nasional maupun internasional serta perampasan asset milik sindikat melalui Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Sampai dengan Juni 2015, BNN telah mengamankan 100 orang tersangka dari 42 kasus tindak pidana Narkotika, dengan barang bukti berupa 1.141.824,54 gram sabu; 604.602 butir ekstasi; 40.435,92 gram ganja; dan 38.253 gram prekursor. Pada tahun ini, BNN mengungkap 4 (empat) kasus TPPU yang berasal dari Tindak Pidana Narkotika dengan asset yang disita berupa uang tunai sebesar Rp 1.839.900.000, 11 sertifikat tanah, 15 akte jual beli tanah, dan 5 (lima) unit kendaraan roda empat.
P4GN Skala Prioritas RPJMN 2015 - 2019
Keseriusan pemerintah dalam penanganan Indonesia Darurat Narkoba juga dibuktikan dengan masuknya program P4GN dalam skala prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019.
Kedepannya, pemerintah pusat dan daerah serta lintas sektoral akan bekerja sama dalam mendesain program dan anggaran mainstreaming terkait pencegahan dan pemberantasan Narkoba dalam kerangka penanganan darurat Narkoba.

Tugu Pahlawan - Monumen Sejarah Nasional

Tugu Pahlawan merupakan saksi bisu tragedi 10 November yang dalam Negara Indonesia dikenal sebagai Hari Pahlawan. Tugu pahlawan sudah di cap sebagai identitas kota Surabaya yang menjadi bukti perjuangan dan keberanian rakyat Surabaya melawan penjajahan Belanda. Seperti pidato Bung Karno "Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah"Tugu yang menjadi peringatan perjuangan bangsa Indonesia ini dapat menjadi tempat wisata sejarah dan edukasi yang menarik ketika berkunjung ke kota Pahlawan, Surabaya.
tugu pahlawan
Tugu Pahlawan Surabaya
Sejarah Tugu Pahlawan dipelopori oleh peristiwa 10 November dimana merupakan perang pertama pasukan Indonesia melawan Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menjadi satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah revolusi Republik Indonesia. 
Berawal dari Belanda yang tidak mengakui kedaulatan Indonesia dan mengibarkan bendera Belanda di Hotel Yamato, akhirnya membuat sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk merobek warna biru bendera Belanda. 
Kemudian setelah insiden tersebut disusul pertempuran pertama antara rakyat Indonesia dan Inggris yang kemudian memuncak setelah terjadi kesalah pahaman dan menyebabkan terbunuhnya Jendral AWS Mallaby. Marahnya pihak Inggris kepada Indonesia berakibat pada keputusan pengganti AWS Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh untuk mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang meminta rakyat Indonesia menyerahkan senjata dan menyerahkan diri dengan kedua tangan diatas. Ultimatum yang menurut pejuang Indonesia telah menginjak-nginjak harga diri rakyat dan sebuah penghinaan akhirnya ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan Republik Indonesia kala itu sudah berdiri.
Akhirnya pada tanggal 10 November 1945 Inggris melakukan serangan berskala besar dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri berupa tank, kapal perang, pesawat terbang dan membombardir kota Surabaya dengan meriam dari darat dan udara melawan rakyat Surabaya yang kebanyakan bersenjatakan bambu runcing.
Semangat rakyat Surabaya melawan pihak Inggris mengakibatkan banyak korban. Bung Tomo menjadi tokoh penting karena menajadi pelopor semangat pemuda Indonesia. Inggris yang semula menduga bisa menaklukkan Surabaya dalam waktu 3 hari akhirnya bisa menguasai Surabaya setelah pertempuran 3 minggu. Banyaknya rakyat sipil dan pejuang yang menjadi korban pada Hari 10 November 1945 kemudian dikenang dengan Hari Pahlawan.

Tugu Pahlawan

Tugu Pahlawan terletak di Jl. Pahlawan, Kelurahan Alun-alun Contong, Kecamatan Bubutan,Surabaya, Jawa Timur. Memasuki area Tugu Pahlawan terdapat semacam pintu gerbang berbentuk candi yang menghiasi sebelah luar Tugu.
Kawasan sekitar Tugu Pahlawan merupakan kawasan 'kota lama' dimana banyak terdapat bangunan tua dengan arsitektur urban heritage dan sampai saat ini masih dimanfaatkan sebagai kantor atau pertokoan. Deret bangunan berarsitektur urban heritage ini membentuk townscape unik yang menjadi daya tarik bagi masyarakat Surabaya.
tugu pahlawan
Lapangan Tugu Pahlawan
reruntuhan patung proklamasi tugu pahlawan
Patung Proklamasi di Reruntuhan
makam pahlawan tanpa nama
Makam Pahlawan Tanpa Nama
Tugu Pahlawan berbentuk lingga, lancip ke atas seperti paku yang terbalik. Tubuh bangunan berbentuk lengkungan sejumlah 10 lengkungan dan mempunyai ruas 11 buah, tinggi 41,14 meter (45 yard) - yang malambangkan 10 November 1945 dan berdiameter 3,1 dan semakin ke atas, diameter semakin kecil.
Pada salah satu sisi terdapat patung presiden pertama Republik Indonesia, Ir.Soekarno dan wakilnya, Drs. Moh Hatta ketika membaca teks proklamasi diantara pilar-pilar tinggi yang menyerupai reruntuhan suatu bangunan. Di dekat Tugu Pahlawan ada makam pahlawan tanpa nama yang ditandai dengan patung perjuangan rakyat.

Museum 10 November

Ada sebuah museum unik di dalam kawasan Tugu Pahlawan berupa piramida-piramida kecil yang menyimpan benda-benda versejarah yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Surabaya (arek-arek Suroboyo), dibangun di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan sedalam 7 meter, dikenal dengan Museum 10 November.
museum 10 november
Museum 10 November
Pengunjung dipungut biaya untuk memasuki kawasan musium namun untuk pelajar dan mahasiswa tidak dipungut biaya jika menunjukkan kartu pelajar atau kartu mahasiswa.
Di dalam museum hawa sejarah perjuangan bangsa akan terasa. Pengunjung akan diperkenalkan dengan tokoh-tokoh pelaku kejadian 10 November. Di dalam musium dua lantai ini ada patung-patung pejuang dengan slogan "Merdeka atau Mati". Pengunjung bisa melihat benda peninggalan Bung Tomo, peta, dan senjata yang digunakan pada masa itu, foto dokumentasi dan juga sejarah Tugu Pahlawan. Terdapat diorama yang dlengkapi dengan rekaman pidato Bung Tomo yang berhasil membangkitkan semangat berjuang Rakyat Surabaya dan akan menggetarkan hati rakyat Indonesia yang mendengarnya.
museum 10 november
Patung Pejuang
benda peninggalan pahlawan bersejarah
Barang Peninggalan Para Pahlawan
Area Museum Tugu Pahlawan dibuka hari Senin-Jumat jam 08.00 - 14.30, sedangkan Sabtu - Minggu jam 08.00 - 13.30 dengan tiket masuk Rp.5.000 untuk umum. Fasilitas area Tugu Pahlawan terdiri atas museum, taman, lapangan upacara dan mini kafetaria dan saat pagi hari area Tugu Pahlawan dimanfaatkan masyarakat untuk berolah raga lari pagi.

Ahok Batal Pinjamkan Gedung untuk Bareskrim Polri

Ahok Batal Pinjamkan Gedung untuk Bareskrim Polri


Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok batalmeminjamkan gedung untuk ditempati sementara oleh penyidik Bareskrim Polri. Hal itu diungkapkan Ahok usai bertemu Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso di Balaikota DKI Jakarta.
"Kita juga bicara soal pinjam gedung. Tadinya kita mau pinjamkan untuk Bareskrim, untuk polisi, tetapi enggak jadi," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Jumat 25 September 2015 malam.
Ia memang sempat menawarkan gedung kepada Komjen Pol Budi Waseso ketika pria yang karib disapa Buwas itu masih menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
Sebab, ketika itu Buwas mewacanakan pembangunan gedung baru Bareskrim Polri. Namun, setelah ia digantikan Komjen Pol Anang Iskandar, rencana pembangunan gedung tersebut seakan tenggelam.
Mengenai alasan batalnya peminjaman gedung kepada Bareskrim Polri, mantan Bupati Belitung Timur itu enggan membeberkan lebih jauh.
Yang jelas, kesediaan Pemprov DKI meminjamkan gedung tak serta merta berhenti. Apabila memang ada lembaga pemerintah yang membutuhkan gedung di Jakarta, menurut Ahok pihaknya tetap bersedia. Misalkan untuk BNN. Tentunya dengan persetujuan anggota dewan.
"Terus kalau DPRD setuju, kenapa enggak kita pinjamkan untuk BNN," ucap Ahok. (Ado/Vra)